MISTERI KEMATIAN 3WANITA TUNASUSILA
KATA PENGANTAR.
Halo para pembaca, sbagaimana kabar kalian, saya yakin baik
dan sehat –sehat saja. Pada kesempatan kali ini saya berusaha untuk menuangkan
sebuah hasil khayalan dan imajinasi saya ke dalam sebuah novel tentang misteri
pembunuhan. Seperti yang kita ketahui semua, kalau novel tentang misteri
pembunuhan itu adalah sesuatu yang sangat menarik contohnya novel tentang
Sherlock holmes, karena ada beberapa misteri yang harus di pecahkan dalam alur
cerita, tentu itu akan membuat kita semakin tertarik dalam membaca sebuah novel
atau buku, karena rasa penasaran kita dengan akhir cerita dan misteri yang
terdapat di dalam nya. Kali ini saya memasukkan judul “MISTERI KEMATIAN 3 ORANG
WANITA TUNASUSILA”. Memang sih kalau anda menelaah lebih jauh, mengapa saya
harus membuat judul tentang kematian 3 orang wanita tunasusila, itu mirip
dengan pembunuhan jack the ripper kan….?. Tapi alur cerita dari novel yang saya
buat ini tidak sama dengan jack the ripper, karena cerita asli jack the ripper
membunuh 5 orang wanita tunasusila, sedangkan saya hanya 3. Oke langsung saja
kita masuk pada cerita agar tidak terlalu lama membuat anda menunggu.
PENEMUAN 3 MAYAT WANITA.
Banjarmasin 13
Agustus 2011, Hari ini tebal sekali
kabut yang menutupi kota Banjarmasin. Aku duduk di teras rumah sembari
memikirkan apa yang ingin ku kerjakan. Mata ku menatap kosong kearah tiang
jalanan, Aku melihat banyak anak – anak yang sedang bermain riang gembira di
tengah kabut tebal yang menutupi kota. Aku menatap ke halaman rumah ku, dan aku
melihat cukup banyak sampah dan dedaunan kering yang berserakan di atasnya.
Terlintas di pikiran ku untuk membersihkan halaman rumah yang kotor itu, Aku
mengambil sapu dan alat – alat yang di perlukan. Tak terasa 30 menit berlalu
dan pekerjaanku membersihkan halaman rumah selesai sudah, aku kembali duduk di
kursi di depan rumah, dan aku menatap ke seberang rumah ku, disana aku melihat
teman baikku Ervan sedang duduk di atas kursi panas nya, sambil mendengarkan
musik dan menulis sesuatu tentang jurnal nya.
Akhir – akhir ini
Ervan memang suka bermalas – malasan, bukan karena dia orang yang pemalas,
namun tidak ada pekerjaan yang menarik baginya. Aku sudah mengenal nya cukup
lama sejak SMA, dan aku tahu bagaimana sifatnya, dia adalah orang yang besar
keingin tahuan nya, dan tidak akan menyerah sampai dia mendapatkan apa yang dia
inginkan. Lalu terlintas di pikiran ku untuk menemuinya, karena sudah cukup
lama aku tidak berkunjung, mungkin yang terakhir kali sejak kasus Pembunuhan di
pelihari. Aku mendatangi nya dan langsung menyapanya “Hai Ervan, apa yang
sedang kau lakukan”. Dia hanya menjawab dengan nada malas. “Aku sedang menulis
tentang jurnal ku”. Aku tahu kalau Ervan bukanlah orang yang suka menulis, tapi
apa boleh buat, di karenakan tidak adanya pekerjaan. “Ada apa kau kemari sobat”
Ervan balik menanyai ku. “Aku hanya ingin mengunjungi mu dan ingin mengajak mu
jalan – jalan” dengan nada pasti aku menjawab. “Mari kita jalan – jalan ke
tengah kota, mungkin saja kita dapat
menemukan hal yang cukup menarik” jawab Ervan.
Ketika kami
berjalan , Ervan hanya asik dengan music yang sedang di dengarkannya, Ya…
memang dia adalah orang yang sangat menyukai music. Ketika kami berjalan
melewati Pasar lima, Pandangan ku tertuju ke seberang jalan, di sana aku
melihat cukup banyak wartawan dan kerumunan masyarakat, “Ervan coba kita lihat
ke sana , kira – kira ad apa di sana, sehingga banyak orang berkerumun”. Aku
dan Ervan pun langsung mendatangi tempat yang banyak di kerumuni para wartawan,
namun bukan hanya wartawan yang ada di sana , Aku melihat sobat Kami seorang
komandan kepolisian Bernama Dayat, Ervan dan aku pun menyapa nya dan bertanya
ada apa gerangan, “Coba kau lihat ke sana” jari telunjuk Dayat menunjuk ke
sebuah pemandangan yang mengerikan. “Astaga” Dengan ekspresi wajah yang kaget
aku dan ervan melihat Sebuah pemandangan yang cukup lah mengerikan. Di sana aku
melihat 3 orang wanita tunasusila yang sudah tidak bernyaawa lagi dengan tas
dari salah satu wanita itu, yang terbongkar. “Sepertinya ada hal menarik yang
harus kita kerjakan” dengan tegang ervan berkata seperti itu sambil menatap
ketiga sosok mayat yang cukup mengenaskan, Aku bertanya kepada Dayat apa yang
sebenarnya terjadi, “Ketiga mayat ini di temukan pukul 04.00 pagi, Di Pinggir
trotoar jalan” Dayat Menjawab pertanyaan ku dengan yakin, “Dan aku
mengindikasikan kalau kasus ini sebagai kasus perampokan, di lihat dari salah
satu tas korban wanita yang seperti di obrak – abrik pelaku” tambah Dayat. Aku
menatap Sahabat ku ervan yang terus memandangi ketiga sosok mayat itu, Aku
yakin ini adalah pekerjaan yang sangat di tunggu nya, dan membuat rasa
penasaran nya timbul kembali, dalam artian , berarti dia sedang berpikir
mengenai kasus ini. “ini bukanlah kasus perampokan, melainkan kasus pembunuhan
berencana” . Tegas Ervan, Tentu saja pernyataan yang di lontarkan Sobat ku itu
membuat semua orang yang berada di situ terkejut termasuk aku dan Dayat.
“Bagaimana mungkin kau mengatakan kalau ini adalah kasus pembunuhan berencana”.
Tanya Dayat, “Memang di lihat dari kondisi ketiga korban, di mana tas salah
satu korban terlihat seperti di obrak – abrik, namun mengapa hanya satu tas
saja, bukan kah ketiga korban membawa tas, dan di lihat dari semua isi tas, cukup
banyak barang berharga yang bias di ambil oleh perampok itu” Jawab Ervan,
Secara sontak Dayat menjawab pernyataan dari Ervan “Sobat ku, di lihat dari
tempat kejadian , dan di perkirakan waktu kejadian, Ada saksi yang menguatkan
kalau mereka masih terlihat pada pukul 03.00, dan kemungkinan waktu kejadian
antara 03.00 – 03.30, dan pada waktu itu masih cukup banyak orang yang berada
di sekitar sini, mungkin saja pelaku nya terburu – buru, karena takut terlihat
orang”. “Segala kemungkinan dalam sebuah kasus mungkin bisa saja terjadi” jawab
Ervan dengan nada santai. Dari perkataan mereka berdua hanya ada salah satu
yang benar, namun perkataan mereka memang memungkinkan tertuju pada kebenaran.
“Bisa kah aku bertemu dengan para saksi yang melihat mereka
sebelum kejadian ini terjadi” Tanya Ervan kepada dayat.
“Oh silahkan, di sini ada 3 orang saksi yang melihat mereka
sebelum kejadian” jawab dayat sambil menunjukkan jari nya kepada para saksi.
Aku melihat Ervan menanyai mereka satu per satu, dan tidak
lama kemudian dia mendatangi aku dan berkata
dengan wajah yang tidak memuaskan “Sial, Perkataan mereka semua hampir
sama”,
“Apa yang mereka katakana sobat ku mengenai kesaksian
mereka” dengan penasaran aku bertanya dengan Ervan, yang saat itu terlihat
sedang kesal. “ Mereka hanya berkata kalau melihat ketiga wanita itu pada pukul
03.00 pagi dan mereka meninggalkan tempat itu pada pukul 03.10pagi”. Namun aku
masih bingung apa yang membuatnya kesal. Aku melihat dia terus berpikir dan
berdiam diri, lalu berkata “Baiklah sobat ku, mari kita mendatangi keluarga
korban”, Dengan semangat Ervan
mengatakan itu.
Sepanjang
perjalanan kali ini terlihat berbeda, beberapa saat yang lalu aku melihat dia
menyetir sambil mendengarkan music, tapi setelah menemui kasus ini, sambil
menyetir dia sudah tidak lagi mendengarkan music, kali ini dia hanya terdiam dan berpikir, aku
tahu dia memkirkan kasus ini, karena sudah cukup lama dia tidak menemui kasus
sejanggal ini.
Sampai lah kami di
rumah keluarga korban, aku hanya menunggu di luar, dan Ervan masuk ke dalam. Setelah 30 menit aku melihat Ervan keluar
dengan wajah yang cukup menyenangkan, dan dia berkata “ Saudara korban pemilik
tas yang di obrak abrik itu mengatakan kalau pada pukul 02.00 pagi korban
menerima telepon dari seseorang yang menyuruh dia untuk pergi” “Wow itu adalah
sebuah kesaksian yang kita perlukan “ jawab ku. Kami kembali ke tempat
kejadian, dan menemui kalau ternyata barang yang hilang dari sang korban adalah
handphonne milik korban. “sial, ini menjadi sebuah misteri lagi”dengan wajah
kesal ervan berkata begitu. Aku tau kalau dia mengharapkan mendapatkan bukti
dari nomor terakhir yang menghubungi korban, Dengan wajah serius ervan berkata,
“Sungguh sebuah kejahatan yang sangatlah rapi, dan di atur sedemikian rupa,
sehingga sulit untuk di lacak”.
Tak terasa hari
sudah menjelang sore, aku dan ervan pun bergegas pulang. Malam ini aku menemani
ervan di rumah nya, aku melihat dia hanya mondar mandir di dekat meja, “Ya…,
Besok kita akan pergi ke TKP lagi” kali ini dia berkata dengan wajah yang cukup
gembira. Keesokan harinya kami pergi ke tempat kejadian, sesampainya di sana
ervan langsung berlari dan mendatangi tempat mayat korban di temukan, “hai
sobat, coba kau lihat ke sini”, aku mendatangi nya dan aku hanya melihat bekas
darah, “Mengapa kau terdiam, apa kau tidak sadar arti dari bekas darah ini, kau lihat baik – baik, kalau
bekas darah ini, seperti terseret, berarti dapat di simpulkan kalau ketiga
korban di bunuh di tempat yang berbeda”, “tapi siapa yang membunuhh mereka,
apa mereka di bunuh oleh orang yang sama”. Dengan wajah penuh pertanyaan aku bertanya pada ervan. “Kemungkinanya ia,
dan dilihat dari kondisi dan keadaan, kalau hanya salah satu tas korban saja
yang di obrak – abbrik, dan benda berharga lainnya tidak hilang,tentu nya
pelaku mencari sesuatu di antara ke tiga korban” jawab ervan kepada ku dengan wajah penuh
keseriusan. Aku juga melihat Dayat di lokasi TKP, sedang berbicara dengan
seseorang, dan tidak lama kemudian menghampiri kami, dan berkata, “ini adalah
hasil terbaru penyelidikan tim kepolisian, ada seorang saksi yang melihat pada
pukul 02.45 seseorang yang tidak dikenal
, berdiri di sebelah tiang jalanan dan terlihat gelisah, seperti sedang
menunggu seseorang, karena saat itu cuaca sedang berkabut tebal, jadi dia tidak
melihat dengan jelas wajah orang itu”. Ervan pun langsung beranjak dari tempat
dia berdiri dan menyisir lokasi kejadian, serta kembali bertanya kepada orang –
orang tentang, siapa saja yang sering berada di tempat itu pada pukul 02.00 –
04.00. “Yang sering berada di sini, hanya beberapa pelanggan tetap, penjaga
parkir, dan para wanita, selebihnya hanyalah para pedagang rokok” hanya itu
perkataan yang di dapat dari seorang laki – laki penjual rokok yang sering
berada di sana pada pukul 02.00 – 04.00, Ervan pun kembali bertanya pada
pedagang rokok itu, “Apa kah beberapa hari atau dalam 1 minggu sebelum kejadian
ini, ada beberapa orang baru yang tidak anda kenal dating ke sini dari pukul
02.00 – 04.00”. si penjual rokok pun menjawab dengan nada yang tidak yakin,
“sepertinya memang ada, saya hanya melihat 3 laki – laki pelanggan baru disini,
selebihnya tidak ada”. “Apa anda mengenal 3 pelanggan baru itu” Tanya ervan
lagi kepada sang penjual rokok.”ya, saya mengenal mereka, karena mereka sering
beli rokok di tempat saya, Nama mereka adalah Dony, Aslan, dan Rizal”. “Apa
salah satu dari mereka ada terlihat di sini pada pukul 02.00 – 04.00 saat hari
kejadian” Tanya Ervan kembali. “Cuaca saat itu sangat lah berkabut, jadi saya
tidak tahu pasti siapa saja yang datang ke sini” jawab sang penjual rokok. “Apa
anda tahu tempat tinggal mereka bertiga….?” Ervan bertanya kembali kepad sang penjual
rokok, sang penjual pun langsung menjawab “Saya hanya pernah mendengar kalau
Dony, dan Aslan tinggal di losmen DODO dekat sini, sedangkan si Rizal saya
tidak tahu tempatnya tinggalnya”. “Baiklah hanya itu yang saya ingin tahu dari
anda” Ervan mengakhiri semua pertanyaan nya dan langung mengajak ku untuk pergi
ke losmen DODO.
Sesampainya di
DODO, kami bertanya kepada receptionist
tentang pengunjung yang bernama Dony, dan Aslan. Receptionist
menyebutkan kalau mereka sudah check out kemarin. “Sial, mereka sudah pergi
dari sini, Tapi ini cukup mencurigakan , mengapa mereka pergi setelah kejadian
itu, apa mungkin mereka ada di balik semua ini….?”. Ervan mulai curiga dengan
mereka berdua, namun aku mengatakan sebalik nya , “Tapi sobat, kita belum bisa
menyimpulkan seperti itu, karena belum ada bukti yang cukup kuat, mungkin saja
itu hanya sebuah kebetulan, memang sulit menemukan mereka, tapi bukan kah masih ada Rizal”. Ervan pun
kembali bertanya dengan receptionist, apakah ada orang yang bernama Rizal
menginap di losmen ini, Sang receptionist mencari daftar pengunjung, dan di
temukan kalau Rizal baru saja bekerja di bagian cleaning service, Namun mulai
dari kemarin dia tidak turun kerja karena ssakit. Ervan pun meminta alamat
Rizal , dan setelah mendapatkan alamatnya, kami pun berangkat ke sana, dan
berhasil menemui Rizal yang sedang terbaring lemah di rumahnya di dalam rumah
itu hanya ada 2 orang saudara nya dan dia. “Siapa kalian berdua” Tanya Rizal
kepada kami berdua. “Aku adalah Detective Ervan dan ini teman ku, kami harap
anda bisa membantu kasus kami, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
mu, tolong jawab dengan jujur” Jawab Ervan, Ervan pun mulai bertanya kepada
nya. “Apakah kau baru saja pindah ke sini, dan sering berada di pasar lima,
tepatnya harum manis pada pukul 02.00 – 04.00” . Rizal pun menjawab “Ya, saya
memang sering berada di sana baru – baru ini , karena saya sering mencari –
cari makanan di sekitar situ”. “Apa kau berada di sana pada tanggal 13 agustus
pukul 02.00 – 04.00”. Tanyan ervan dengan wajah yang sangat serius. “Tidak,
pada saat itu , aku sedang berada di rumah sakit Sari mulya, untuk membeli
beberapa obat, . dan aku mempunyai beberapa saksi yang menguatkan alibi ku”.
Jawab Rizal. “ Apa kau mengenal 2 orang yang bernama dony dan aslan”. Ervan
kembali bertanya kepada Rizal. Rizal pun menjawab dengan tenang, “Tidak, tapi
aku sering melihat mereka di harum manis, dan di losmen tempat aku bekerja”.
“Apa kau mengetahui, atau pernah mendengar, melihat kejanggalan pada mereka”
Tanya ervan. “Kurasa tidak ada yang mengganjal, Namun aku pernah mendengar
pembicaraan mereka di losmen 2 hari yang lalu, saat aku berada di depan kamar
mereka”. Jawab Rizal, Ervan pun bertanya apa yang di dengar oleh rizal dari
pembicaraan kedua orang itu. “Mereka mengatakan seperti ini, Sepertinya barang
itu berada di antara mereka, hanya itu yang ku tahu, selebihnya aku tidak tahu
lagi”. Aku Dan ervan pun bergegas pulang, dan aku kembali menemani ervan di
rumahnya, kali ini dia hanya duduk dan terdiam, Kami tidak tahu dimana
keberadaan dony, dan aslan , di tambah lagi kami tidak mengetahui wajah mereka,
dan saksi hanya melihat 1 orang yang tidak mereka kenal, tapi dony dan aslant
selalu berdua, sepertinya misteri ini
sukar untuk di pecahkan, “KRIIIINGGGGG……KRINGGGGG” Telepon berdering. Dari
siapa itu, Ervan mengangkat nya, dan aku tidak tahu pasti apa yang di
bicarakannya dengan penelpon itu. Setelah selesai bicara di telpon, aku melihat
wajah ervan mulai terlihat bersinar, Dan dia berkata “Sobat, akhirnya kita
menemui titik terang dari kasus ini”. “Apa maksud mu sobat” Aku bertanya –
Tanya kepada Ervan, “kita akan pergi ke sekitar rumah sakit sari mulia” Ervan
hanya memberikan jaawaban seperti itu.
Kami pun pergi ke
sana, dan dia langsung mencari sebuah tempat sepi, dia mengamati keadaan
sekitar di sebelah rumah sakit sari mulia, Dan Aku terkejut, kalau dia
menemukan sebercak darah yang tertempel di dinding, dan dia hanya berkata
“Bagus, kejahatan yang sempurna, tapi sepandai – pandai nya tupai melompat
pasti akan terjatuh juga”. Kami pun pergi ke tempat Pelacuran dan mencari Germo
dari para pelacur itu, kami bertanya kepada nya, siapa saja yang berada di luar
tempat ini pada tanggal 13 agustus pukul 02.00 – 04.00 , dia menjawab “4 orang
wanita, yang tiga sudah meninggal akibat
kasus pembunuhan itu, sedangkan yang satu nya, besok akan pergi, setelah mendapatkan
telpon dari seseorang”. Ervan pun bertanya kemana dia pergi, “Katanya dia besok
mau pergi ke sungai messa”. Ervan dan aku pun pergi kembali ke rumah, ku lihat
kali ini dia sudah tertidur, dan aku pun ikut tertidur.
Keesokan harinya,
aku mendapati Ervan sudah tidak ada di tempat tidur nya, dan aku hanya
mendapatkan sebuah surat, yang di tulis oleh Ervan,
“ Pada pukul 19.30 temui aku di siring, bawa juga belati,
dan beberapa senjata tajam,
maaf aku meninggalkan mu , mungkin hanya kau yang bisa ku
andalkan ,
aku pergi ke sebuah
tempat
By. Ervan”
Waktu mulai berlalu, dan seperti yang tertulis di surat, aku
pergi menemui Ervan pada pukul 19.30 membawa beberapa senjata tajam. Aku
menemuinya, dan bertanya “ Ada apa gerangan sahabat ku”. Tapi dia hanya
tersenyum dan mengajak ku bergegeas pergi dari siring, kami pun mengarah ke
sebuah home stay di dekat sungai messa, cukup lama kami berada di sana, kami
berdiam diri di sana selama kurang lebih 3 jam. Aku sangat terkejut saat
menemukan Rizal sang cleaning service masuk ke dalam losmen itu, apakah dia
bekerja di sana juga. Ervan pun mengajak ku masuk, dia meminjam sebilah belati,
dan bertanya kepada receptionist. Kami bergegas naik ke ke atas dan menunggu
sekitar 10 menit di depan kamar yang di pesan Rizal, tidak lama kemudian wanita
pelacur datang dan kami mengikuti nya ke dalam…..
Secara tiba – tiba rizal mengarahkan sebilah pisau kea rah
wanita itu ketika pintu tertutup, namun dia tidak sadar kalau kami berada di
belakang wanita itu, dan secara langsung Ervan melumpuhkan Rizal. Aku pun
bertanya “Bagaimana kau mengetahui tentang ini sobat”. Ervan pun menjawab
dengan rinci. “Kau tau kan ada yang menelpon kemarin malam, telepon itu adalah
salah satu dari keluarga korban yang mengatakan kalau korban memang pergi
bersama ke dua temannya, setelah mendapat telepon dari seseorang. Dan keesokan
harinya di temukan 3 mayat wanita, akan tetapi dari kedua temannya yang
berangkat bersama, hanya satu orang teman nya saja dan korban yang di kenali
oleh keluarga korban, sedangkan wanita ketiga itu sama sekali tidak di kenali.
Lalu aku berfikir tentang Alibi Rizal, yang mengatakan kalau dia berada di
Rumah sakit sari mulia untuk membeli beberapa obat, makanya aku mengajak mu
kesana, dan kita menemukan bercak darah bukan, aku mengambil sampel darah itu
dan kucocokkan dengan noda darah terseret yang kita temukan sebelumnya, dan
ternyata hasilnya cocok, jadi aku mengambil kesimpulan kalau rizal adalah
pelakunya, lalu tentang saksi yang mengatakan kalau melihat tiga orang wanita
di jalan itu pada pukul 03.00 – 03.15 memang benar, namun karena suasana
berkabut jadi wajah tidak tampak jelas, dan mereka mengira para korban itu sama
dengan orang yang mereka lihat, padahal tidak, wanita yang tidak terbunuh ini
pulang sebelum terjadinya pembunuhan, padahal dialah yang memegang barang yang
di cari Rizal, Dan ku yakin pasti rizal akan berusaha menemui wanita ini dan
membunuhnya sebelum rahasianya terbongkar, makanya aku mencari tahu kemana wanita
ini pergi, dan ku dapatkan kalau ternyata rizal menghubungi nya dan akan
menjalankan aksinya, dan akhirnya aku mendapatkan nya di sini”, Begitu rinci
jawaban yang di berikan Ervan atas pertanyaan ku, namun aku bingung mengenai
Aslan dan Dony, lalu aku bertanya lagi pada ervan, dan ervan kembali menjawab
dengan rinci, “Tenang mereka telah di ringkus di kediaman nya, kau ingat 2
orang saudara Rizal yang berada di rumahnya, itu adalah Aslan dan Dony”.
“Bagaimana kau tahu” Tanya ku kembali, “tentu, mereka telah lama merencanakan
pembunuhan ini, lalu mereka menyusun rencana agar mereka tidak dapat di lacak,
rencana pertama mereka berhasil mengelabui polisi, dengan cara mengobrak –
abrik tas sang korban, agar di sangka kasus perampokan, namun pasti aneh kalau hanya
satu tas saja, dan hanya hand phone yang hilang, bukankah masih ada barang
berharga lain, di tambah lagi mereka bermaksud menghilangkan barang bukti
panggilan telepon terakhir yang masuk, mungkin itu berhasil pada polisi, namun
tidak padaku. Setelah mereka menyadari kalau rencana mereka yang pertama gagal,
mereka berdua (Aslan dan Dony) pergi check out dari losmen, untuk menghilangkan
jejak, karena mereka tahu kalau ada saksi yang beberapa hari melihat mereka
berkeliaran di situ, Dan rizal melanjutkan rencananya, dengan tidak turun kerja
dan pura – pura sakit, mereka memang menanti kedatangan kita, Dengan sangat
rapi rizal mengatur alibi, dan menceritakan nya pada kita, dengan mengarahkan
semua petunjuk kepada aslan dan dony dengan cara mengatakan kalau dia pernah
mendengar mereka bicara, agar kita mengejar mereka, Tentu kita tidak akan
menemukan mereka, karena mereka bersembunyi di balik topeng , dan menyamar
sebagai sudara Rizal, pada rencana mereka yang ini memang berhasil pada ku,
namun masih mengganjal bagi ku, untung nya telepon bordering, dank u dapatkan
semua petunjuk, kalau ternyata rizal membunuh salah satu wanita yang di temukan
di pasar lima itu, di tempat berbeda, yaitu rumah sakit sari mulia, agar tidak
tercium jejaknya, dia pun melakukan pembunuhan sebelum pukul 02.00, pada pukul
02.00 dia pergi ke apotik R.S sari mulia untuk membuat alibi, sementara itu
kedua teman nya yang di sebut dony dan aslant melakukan aksinya pada pukul
03.30, namun dia hanya mendapati 2 orang wanita, dan tidak menemukan yang
mereka cari, agar tidak menambah kecurigaan, mereka menggabungkan mayat wanita
yang di bunuh rizal di harum manis, agar pembunuhan nya terhadap gadis di sari
mulia tidak tercium, dan warga yang melihat 3 orang gadis di jalan itu pada
pukul 03.15 akan menyangka kalau ke tiga wanita yang di bunuh itu sama dengan
yang mereka lihat saat pukul 03.15, sehingga pembunuhan di sari mulia tidak
terungkap dan menyelamatkan rizal dari tuduhan, sungguh kejahatan yang sangat
rapi, ketika mereka sadar kalau ternyata benda yang mereka cari berada pada
wanita ini, lalu mereka kembali menyusun rencana, tapi berhasil di ringkus
ternyata”. Jawab Ervan dengan teliti, “lalu benda apa yang mereka cari…?” Tanya
ku kembali,”Mereka ingin mengambil berlian curian yang mereka curi, mungkin
karena saat itu mereka di kejar – kejar oleh polisi , mereka menyimpan berlian
itu, tapi saying nya 4 orang wanita tunasusila itu menemukan berlian itu dan
mengambilnya, namun mereka tidak tahu pasti siapa yang memegang berlian senilai
100 juta itu” Jawab ervan. Rizal yang menundukkan kepala pun mulai mengangkat
kepala nya dan berkata, “Dari mana kau tahu kalau kami pencurinya”. Ervan
menjawab “Aku bertanya kepada Germo mereka, dia mengatakan seminggu sebelum
kematian ke tiga gadis malang itu, mereka menemukan berlian ruby merah yang
cukup mahal, dan memamerkannya, aku pun membuka Koran minggu lalu, dan ku
temukan berita tentang 3 pencuri berlian yang berhasil kabur, aku mulai
mengaitkan semua bukti dan kesaksian, dan aku mendapati kalau ternyata hanya
kalian bertiga yang bisa di curigai, jadi kesimpulannya kalian bertanggung
jawab atas peencurian berlian dan pembunuhan itu, bukankah begitu”. Aku melihat
wajah rizal yang sedih, dan dia kembali menundukkan kepala sembari berkata,
“Aku sangat menyesal, kalau saja bukan
karena tuntutan ekonomi, aku sangat menyesal”, dengan wajah penuh penyesalan
rizal berkata begitu, namun apa daya yang terjadi biarlah terjadi, akhirnya
rizal, aslan, dan dony pun menekam di penjara.
Senang rasanya aku
dan ervan berhasil memecahkan kasus ini, Setelah kasus ini selesai , Ervan pun
kembali menulis jurnal nya, aku pun juga kembali bekerja membersihkan halaman.
KATA PENUTUP
Hehehehe, akhirnya seleai juga, maaf ya bagi kalian para
pembaca, mohon maaf yang sebesar – besarnya kalau hasil novel karya saya tidak
bagus, mungkin alur cerita kurang jelas, dan ada beberapa kata yang salah
tulis,
Namun saya hanya mengharapkan kritik dan saran anda agar
bisa mengetahui dimana letak kesalahan saya,
Sekian dan terima kasih, kalau ada salah kata mohon di
maafkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar