Senin, 26 Maret 2012

NOVEL MISTERI


               MISTERI KEMATIAN 3WANITA TUNASUSILA

KATA PENGANTAR.
 Halo para pembaca, sbagaimana kabar kalian, saya yakin baik dan sehat –sehat saja. Pada kesempatan kali ini saya berusaha untuk menuangkan sebuah hasil khayalan dan imajinasi saya ke dalam sebuah novel tentang misteri pembunuhan. Seperti yang kita ketahui semua, kalau novel tentang misteri pembunuhan itu adalah sesuatu yang sangat menarik contohnya novel tentang Sherlock holmes, karena ada beberapa misteri yang harus di pecahkan dalam alur cerita, tentu itu akan membuat kita semakin tertarik dalam membaca sebuah novel atau buku, karena rasa penasaran kita dengan akhir cerita dan misteri yang terdapat di dalam nya. Kali ini saya memasukkan judul “MISTERI KEMATIAN 3 ORANG WANITA TUNASUSILA”. Memang sih kalau anda menelaah lebih jauh, mengapa saya harus membuat judul tentang kematian 3 orang wanita tunasusila, itu mirip dengan pembunuhan jack the ripper kan….?. Tapi alur cerita dari novel yang saya buat ini tidak sama dengan jack the ripper, karena cerita asli jack the ripper membunuh 5 orang wanita tunasusila, sedangkan saya hanya 3. Oke langsung saja kita masuk pada cerita agar tidak terlalu lama membuat anda menunggu.

PENEMUAN 3 MAYAT WANITA.

   Banjarmasin 13 Agustus 2011,  Hari ini tebal sekali kabut yang menutupi kota Banjarmasin. Aku duduk di teras rumah sembari memikirkan apa yang ingin ku kerjakan. Mata ku menatap kosong kearah tiang jalanan, Aku melihat banyak anak – anak yang sedang bermain riang gembira di tengah kabut tebal yang menutupi kota. Aku menatap ke halaman rumah ku, dan aku melihat cukup banyak sampah dan dedaunan kering yang berserakan di atasnya. Terlintas di pikiran ku untuk membersihkan halaman rumah yang kotor itu, Aku mengambil sapu dan alat – alat yang di perlukan. Tak terasa 30 menit berlalu dan pekerjaanku membersihkan halaman rumah selesai sudah, aku kembali duduk di kursi di depan rumah, dan aku menatap ke seberang rumah ku, disana aku melihat teman baikku Ervan sedang duduk di atas kursi panas nya, sambil mendengarkan musik dan menulis sesuatu tentang jurnal nya.
   Akhir – akhir ini Ervan memang suka bermalas – malasan, bukan karena dia orang yang pemalas, namun tidak ada pekerjaan yang menarik baginya. Aku sudah mengenal nya cukup lama sejak SMA, dan aku tahu bagaimana sifatnya, dia adalah orang yang besar keingin tahuan nya, dan tidak akan menyerah sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Lalu terlintas di pikiran ku untuk menemuinya, karena sudah cukup lama aku tidak berkunjung, mungkin yang terakhir kali sejak kasus Pembunuhan di pelihari. Aku mendatangi nya dan langsung menyapanya “Hai Ervan, apa yang sedang kau lakukan”. Dia hanya menjawab dengan nada malas. “Aku sedang menulis tentang jurnal ku”. Aku tahu kalau Ervan bukanlah orang yang suka menulis, tapi apa boleh buat, di karenakan tidak adanya pekerjaan. “Ada apa kau kemari sobat” Ervan balik menanyai ku. “Aku hanya ingin mengunjungi mu dan ingin mengajak mu jalan – jalan” dengan nada pasti aku menjawab. “Mari kita jalan – jalan ke tengah kota, mungkin saja kita dapat  menemukan hal yang cukup menarik” jawab Ervan.
    Ketika kami berjalan , Ervan hanya asik dengan music yang sedang di dengarkannya, Ya… memang dia adalah orang yang sangat menyukai music. Ketika kami berjalan melewati Pasar lima, Pandangan ku tertuju ke seberang jalan, di sana aku melihat cukup banyak wartawan dan kerumunan masyarakat, “Ervan coba kita lihat ke sana , kira – kira ad apa di sana, sehingga banyak orang berkerumun”. Aku dan Ervan pun langsung mendatangi tempat yang banyak di kerumuni para wartawan, namun bukan hanya wartawan yang ada di sana , Aku melihat sobat Kami seorang komandan kepolisian Bernama Dayat, Ervan dan aku pun menyapa nya dan bertanya ada apa gerangan, “Coba kau lihat ke sana” jari telunjuk Dayat menunjuk ke sebuah pemandangan yang mengerikan. “Astaga” Dengan ekspresi wajah yang kaget aku dan ervan melihat Sebuah pemandangan yang cukup lah mengerikan. Di sana aku melihat 3 orang wanita tunasusila yang sudah tidak bernyaawa lagi dengan tas dari salah satu wanita itu, yang terbongkar. “Sepertinya ada hal menarik yang harus kita kerjakan” dengan tegang ervan berkata seperti itu sambil menatap ketiga sosok mayat yang cukup mengenaskan, Aku bertanya kepada Dayat apa yang sebenarnya terjadi, “Ketiga mayat ini di temukan pukul 04.00 pagi, Di Pinggir trotoar jalan” Dayat Menjawab pertanyaan ku dengan yakin, “Dan aku mengindikasikan kalau kasus ini sebagai kasus perampokan, di lihat dari salah satu tas korban wanita yang seperti di obrak – abrik pelaku” tambah Dayat. Aku menatap Sahabat ku ervan yang terus memandangi ketiga sosok mayat itu, Aku yakin ini adalah pekerjaan yang sangat di tunggu nya, dan membuat rasa penasaran nya timbul kembali, dalam artian , berarti dia sedang berpikir mengenai kasus ini. “ini bukanlah kasus perampokan, melainkan kasus pembunuhan berencana” . Tegas Ervan, Tentu saja pernyataan yang di lontarkan Sobat ku itu membuat semua orang yang berada di situ terkejut termasuk aku dan Dayat. “Bagaimana mungkin kau mengatakan kalau ini adalah kasus pembunuhan berencana”. Tanya Dayat, “Memang di lihat dari kondisi ketiga korban, di mana tas salah satu korban terlihat seperti di obrak – abrik, namun mengapa hanya satu tas saja, bukan kah ketiga korban membawa tas, dan di lihat dari semua isi tas, cukup banyak barang berharga yang bias di ambil oleh perampok itu” Jawab Ervan, Secara sontak Dayat menjawab pernyataan dari Ervan “Sobat ku, di lihat dari tempat kejadian , dan di perkirakan waktu kejadian, Ada saksi yang menguatkan kalau mereka masih terlihat pada pukul 03.00, dan kemungkinan waktu kejadian antara 03.00 – 03.30, dan pada waktu itu masih cukup banyak orang yang berada di sekitar sini, mungkin saja pelaku nya terburu – buru, karena takut terlihat orang”. “Segala kemungkinan dalam sebuah kasus mungkin bisa saja terjadi” jawab Ervan dengan nada santai. Dari perkataan mereka berdua hanya ada salah satu yang benar, namun perkataan mereka memang memungkinkan tertuju pada kebenaran.
“Bisa kah aku bertemu dengan para saksi yang melihat mereka sebelum kejadian ini terjadi” Tanya Ervan kepada dayat.
“Oh silahkan, di sini ada 3 orang saksi yang melihat mereka sebelum kejadian” jawab dayat sambil menunjukkan jari nya kepada para saksi.
Aku melihat Ervan menanyai mereka satu per satu, dan tidak lama kemudian dia mendatangi aku dan berkata  dengan wajah yang tidak memuaskan “Sial, Perkataan mereka semua hampir sama”,
“Apa yang mereka katakana sobat ku mengenai kesaksian mereka” dengan penasaran aku bertanya dengan Ervan, yang saat itu terlihat sedang kesal. “ Mereka hanya berkata kalau melihat ketiga wanita itu pada pukul 03.00 pagi dan mereka meninggalkan tempat itu pada pukul 03.10pagi”. Namun aku masih bingung apa yang membuatnya kesal. Aku melihat dia terus berpikir dan berdiam diri, lalu berkata “Baiklah sobat ku, mari kita mendatangi keluarga korban”,  Dengan semangat Ervan mengatakan itu.
   Sepanjang perjalanan kali ini terlihat berbeda, beberapa saat yang lalu aku melihat dia menyetir sambil mendengarkan music, tapi setelah menemui kasus ini, sambil menyetir dia sudah tidak lagi mendengarkan music,  kali ini dia hanya terdiam dan berpikir, aku tahu dia memkirkan kasus ini, karena sudah cukup lama dia tidak menemui kasus sejanggal ini.
   Sampai lah kami di rumah keluarga korban, aku hanya menunggu di luar, dan Ervan masuk ke dalam.  Setelah 30 menit aku melihat Ervan keluar dengan wajah yang cukup menyenangkan, dan dia berkata “ Saudara korban pemilik tas yang di obrak abrik itu mengatakan kalau pada pukul 02.00 pagi korban menerima telepon dari seseorang yang menyuruh dia untuk pergi” “Wow itu adalah sebuah kesaksian yang kita perlukan “ jawab ku. Kami kembali ke tempat kejadian, dan menemui kalau ternyata barang yang hilang dari sang korban adalah handphonne milik korban. “sial, ini menjadi sebuah misteri lagi”dengan wajah kesal ervan berkata begitu. Aku tau kalau dia mengharapkan mendapatkan bukti dari nomor terakhir yang menghubungi korban, Dengan wajah serius ervan berkata, “Sungguh sebuah kejahatan yang sangatlah rapi, dan di atur sedemikian rupa, sehingga sulit untuk di lacak”.
    Tak terasa hari sudah menjelang sore, aku dan ervan pun bergegas pulang. Malam ini aku menemani ervan di rumah nya, aku melihat dia hanya mondar mandir di dekat meja, “Ya…, Besok kita akan pergi ke TKP lagi” kali ini dia berkata dengan wajah yang cukup gembira. Keesokan harinya kami pergi ke tempat kejadian, sesampainya di sana ervan langsung berlari dan mendatangi tempat mayat korban di temukan, “hai sobat, coba kau lihat ke sini”, aku mendatangi nya dan aku hanya melihat bekas darah, “Mengapa kau terdiam, apa kau tidak sadar arti dari  bekas darah ini, kau lihat baik – baik, kalau bekas darah ini, seperti terseret, berarti dapat di simpulkan kalau ketiga korban di bunuh di tempat yang berbeda”,          “tapi siapa yang membunuhh mereka, apa mereka di bunuh oleh orang yang sama”. Dengan wajah penuh pertanyaan  aku bertanya pada ervan. “Kemungkinanya ia, dan dilihat dari kondisi dan keadaan, kalau hanya salah satu tas korban saja yang di obrak – abbrik, dan benda berharga lainnya tidak hilang,tentu nya pelaku mencari sesuatu di antara ke tiga korban”  jawab ervan kepada ku dengan wajah penuh keseriusan. Aku juga melihat Dayat di lokasi TKP, sedang berbicara dengan seseorang, dan tidak lama kemudian menghampiri kami, dan berkata, “ini adalah hasil terbaru penyelidikan tim kepolisian, ada seorang saksi yang melihat pada pukul 02.45 seseorang yang tidak dikenal  , berdiri di sebelah tiang jalanan dan terlihat gelisah, seperti sedang menunggu seseorang, karena saat itu cuaca sedang berkabut tebal, jadi dia tidak melihat dengan jelas wajah orang itu”. Ervan pun langsung beranjak dari tempat dia berdiri dan menyisir lokasi kejadian, serta kembali bertanya kepada orang – orang tentang, siapa saja yang sering berada di tempat itu pada pukul 02.00 – 04.00. “Yang sering berada di sini, hanya beberapa pelanggan tetap, penjaga parkir, dan para wanita, selebihnya hanyalah para pedagang rokok” hanya itu perkataan yang di dapat dari seorang laki – laki penjual rokok yang sering berada di sana pada pukul 02.00 – 04.00, Ervan pun kembali bertanya pada pedagang rokok itu, “Apa kah beberapa hari atau dalam 1 minggu sebelum kejadian ini, ada beberapa orang baru yang tidak anda kenal dating ke sini dari pukul 02.00 – 04.00”. si penjual rokok pun menjawab dengan nada yang tidak yakin, “sepertinya memang ada, saya hanya melihat 3 laki – laki pelanggan baru disini, selebihnya tidak ada”. “Apa anda mengenal 3 pelanggan baru itu” Tanya ervan lagi kepada sang penjual rokok.”ya, saya mengenal mereka, karena mereka sering beli rokok di tempat saya, Nama mereka adalah Dony, Aslan, dan Rizal”. “Apa salah satu dari mereka ada terlihat di sini pada pukul 02.00 – 04.00 saat hari kejadian” Tanya Ervan kembali. “Cuaca saat itu sangat lah berkabut, jadi saya tidak tahu pasti siapa saja yang datang ke sini” jawab sang penjual rokok. “Apa anda tahu tempat tinggal mereka bertiga….?”  Ervan bertanya kembali kepad sang penjual rokok, sang penjual pun langsung menjawab “Saya hanya pernah mendengar kalau Dony, dan Aslan tinggal di losmen DODO dekat sini, sedangkan si Rizal saya tidak tahu tempatnya tinggalnya”. “Baiklah hanya itu yang saya ingin tahu dari anda” Ervan mengakhiri semua pertanyaan nya dan langung mengajak ku untuk pergi ke losmen DODO.
    Sesampainya di DODO, kami bertanya kepada receptionist  tentang pengunjung yang bernama Dony, dan Aslan. Receptionist menyebutkan kalau mereka sudah check out kemarin. “Sial, mereka sudah pergi dari sini, Tapi ini cukup mencurigakan , mengapa mereka pergi setelah kejadian itu, apa mungkin mereka ada di balik semua ini….?”. Ervan mulai curiga dengan mereka berdua, namun aku mengatakan sebalik nya , “Tapi sobat, kita belum bisa menyimpulkan seperti itu, karena belum ada bukti yang cukup kuat, mungkin saja itu hanya sebuah kebetulan, memang sulit menemukan mereka,  tapi bukan kah masih ada Rizal”. Ervan pun kembali bertanya dengan receptionist, apakah ada orang yang bernama Rizal menginap di losmen ini, Sang receptionist mencari daftar pengunjung, dan di temukan kalau Rizal baru saja bekerja di bagian cleaning service, Namun mulai dari kemarin dia tidak turun kerja karena ssakit. Ervan pun meminta alamat Rizal , dan setelah mendapatkan alamatnya, kami pun berangkat ke sana, dan berhasil menemui Rizal yang sedang terbaring lemah di rumahnya di dalam rumah itu hanya ada 2 orang saudara nya dan dia. “Siapa kalian berdua” Tanya Rizal kepada kami berdua. “Aku adalah Detective Ervan dan ini teman ku, kami harap anda bisa membantu kasus kami, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mu, tolong jawab dengan jujur” Jawab Ervan, Ervan pun mulai bertanya kepada nya. “Apakah kau baru saja pindah ke sini, dan sering berada di pasar lima, tepatnya harum manis pada pukul 02.00 – 04.00” . Rizal pun menjawab “Ya, saya memang sering berada di sana baru – baru ini , karena saya sering mencari – cari makanan di sekitar situ”. “Apa kau berada di sana pada tanggal 13 agustus pukul 02.00 – 04.00”. Tanyan ervan dengan wajah yang sangat serius. “Tidak, pada saat itu , aku sedang berada di rumah sakit Sari mulya, untuk membeli beberapa obat, . dan aku mempunyai beberapa saksi yang menguatkan alibi ku”. Jawab Rizal. “ Apa kau mengenal 2 orang yang bernama dony dan aslan”. Ervan kembali bertanya kepada Rizal. Rizal pun menjawab dengan tenang, “Tidak, tapi aku sering melihat mereka di harum manis, dan di losmen tempat aku bekerja”. “Apa kau mengetahui, atau pernah mendengar, melihat kejanggalan pada mereka” Tanya ervan. “Kurasa tidak ada yang mengganjal, Namun aku pernah mendengar pembicaraan mereka di losmen 2 hari yang lalu, saat aku berada di depan kamar mereka”. Jawab Rizal, Ervan pun bertanya apa yang di dengar oleh rizal dari pembicaraan kedua orang itu. “Mereka mengatakan seperti ini, Sepertinya barang itu berada di antara mereka, hanya itu yang ku tahu, selebihnya aku tidak tahu lagi”. Aku Dan ervan pun bergegas pulang, dan aku kembali menemani ervan di rumahnya, kali ini dia hanya duduk dan terdiam, Kami tidak tahu dimana keberadaan dony, dan aslan , di tambah lagi kami tidak mengetahui wajah mereka, dan saksi hanya melihat 1 orang yang tidak mereka kenal, tapi dony dan aslant selalu berdua, sepertinya misteri  ini sukar untuk di pecahkan, “KRIIIINGGGGG……KRINGGGGG” Telepon berdering. Dari siapa itu, Ervan mengangkat nya, dan aku tidak tahu pasti apa yang di bicarakannya dengan penelpon itu. Setelah selesai bicara di telpon, aku melihat wajah ervan mulai terlihat bersinar, Dan dia berkata “Sobat, akhirnya kita menemui titik terang dari kasus ini”. “Apa maksud mu sobat” Aku bertanya – Tanya kepada Ervan, “kita akan pergi ke sekitar rumah sakit sari mulia” Ervan hanya memberikan jaawaban seperti itu.

  Kami pun pergi ke sana, dan dia langsung mencari sebuah tempat sepi, dia mengamati keadaan sekitar di sebelah rumah sakit sari mulia, Dan Aku terkejut, kalau dia menemukan sebercak darah yang tertempel di dinding, dan dia hanya berkata “Bagus, kejahatan yang sempurna, tapi sepandai – pandai nya tupai melompat pasti akan terjatuh juga”. Kami pun pergi ke tempat Pelacuran dan mencari Germo dari para pelacur itu, kami bertanya kepada nya, siapa saja yang berada di luar tempat ini pada tanggal 13 agustus pukul 02.00 – 04.00 , dia menjawab “4 orang wanita, yang tiga sudah  meninggal akibat kasus pembunuhan itu, sedangkan yang satu nya, besok akan pergi, setelah mendapatkan telpon dari seseorang”. Ervan pun bertanya kemana dia pergi, “Katanya dia besok mau pergi ke sungai messa”. Ervan dan aku pun pergi kembali ke rumah, ku lihat kali ini dia sudah tertidur, dan aku pun ikut tertidur.

   Keesokan harinya, aku mendapati Ervan sudah tidak ada di tempat tidur nya, dan aku hanya mendapatkan sebuah surat, yang di tulis oleh Ervan,
“ Pada pukul 19.30 temui aku di siring, bawa juga belati,
dan beberapa senjata tajam,
maaf aku meninggalkan mu , mungkin hanya kau yang bisa ku andalkan ,
 aku pergi ke sebuah tempat
       By. Ervan”
Waktu mulai berlalu, dan seperti yang tertulis di surat, aku pergi menemui Ervan pada pukul 19.30 membawa beberapa senjata tajam. Aku menemuinya, dan bertanya “ Ada apa gerangan sahabat ku”. Tapi dia hanya tersenyum dan mengajak ku bergegeas pergi dari siring, kami pun mengarah ke sebuah home stay di dekat sungai messa, cukup lama kami berada di sana, kami berdiam diri di sana selama kurang lebih 3 jam. Aku sangat terkejut saat menemukan Rizal sang cleaning service masuk ke dalam losmen itu, apakah dia bekerja di sana juga. Ervan pun mengajak ku masuk, dia meminjam sebilah belati, dan bertanya kepada receptionist. Kami bergegas naik ke ke atas dan menunggu sekitar 10 menit di depan kamar yang di pesan Rizal, tidak lama kemudian wanita pelacur datang dan kami mengikuti nya ke dalam…..
Secara tiba – tiba rizal mengarahkan sebilah pisau kea rah wanita itu ketika pintu tertutup, namun dia tidak sadar kalau kami berada di belakang wanita itu, dan secara langsung Ervan melumpuhkan Rizal. Aku pun bertanya “Bagaimana kau mengetahui tentang ini sobat”. Ervan pun menjawab dengan rinci. “Kau tau kan ada yang menelpon kemarin malam, telepon itu adalah salah satu dari keluarga korban yang mengatakan kalau korban memang pergi bersama ke dua temannya, setelah mendapat telepon dari seseorang. Dan keesokan harinya di temukan 3 mayat wanita, akan tetapi dari kedua temannya yang berangkat bersama, hanya satu orang teman nya saja dan korban yang di kenali oleh keluarga korban, sedangkan wanita ketiga itu sama sekali tidak di kenali. Lalu aku berfikir tentang Alibi Rizal, yang mengatakan kalau dia berada di Rumah sakit sari mulia untuk membeli beberapa obat, makanya aku mengajak mu kesana, dan kita menemukan bercak darah bukan, aku mengambil sampel darah itu dan kucocokkan dengan noda darah terseret yang kita temukan sebelumnya, dan ternyata hasilnya cocok, jadi aku mengambil kesimpulan kalau rizal adalah pelakunya, lalu tentang saksi yang mengatakan kalau melihat tiga orang wanita di jalan itu pada pukul 03.00 – 03.15 memang benar, namun karena suasana berkabut jadi wajah tidak tampak jelas, dan mereka mengira para korban itu sama dengan orang yang mereka lihat, padahal tidak, wanita yang tidak terbunuh ini pulang sebelum terjadinya pembunuhan, padahal dialah yang memegang barang yang di cari Rizal, Dan ku yakin pasti rizal akan berusaha menemui wanita ini dan membunuhnya sebelum rahasianya terbongkar, makanya aku mencari tahu kemana wanita ini pergi, dan ku dapatkan kalau ternyata rizal menghubungi nya dan akan menjalankan aksinya, dan akhirnya aku mendapatkan nya di sini”, Begitu rinci jawaban yang di berikan Ervan atas pertanyaan ku, namun aku bingung mengenai Aslan dan Dony, lalu aku bertanya lagi pada ervan, dan ervan kembali menjawab dengan rinci, “Tenang mereka telah di ringkus di kediaman nya, kau ingat 2 orang saudara Rizal yang berada di rumahnya, itu adalah Aslan dan Dony”. “Bagaimana kau tahu” Tanya ku kembali, “tentu, mereka telah lama merencanakan pembunuhan ini, lalu mereka menyusun rencana agar mereka tidak dapat di lacak, rencana pertama mereka berhasil mengelabui polisi, dengan cara mengobrak – abrik tas sang korban, agar di sangka kasus perampokan, namun pasti aneh kalau hanya satu tas saja, dan hanya hand phone yang hilang, bukankah masih ada barang berharga lain, di tambah lagi mereka bermaksud menghilangkan barang bukti panggilan telepon terakhir yang masuk, mungkin itu berhasil pada polisi, namun tidak padaku. Setelah mereka menyadari kalau rencana mereka yang pertama gagal, mereka berdua (Aslan dan Dony) pergi check out dari losmen, untuk menghilangkan jejak, karena mereka tahu kalau ada saksi yang beberapa hari melihat mereka berkeliaran di situ, Dan rizal melanjutkan rencananya, dengan tidak turun kerja dan pura – pura sakit, mereka memang menanti kedatangan kita, Dengan sangat rapi rizal mengatur alibi, dan menceritakan nya pada kita, dengan mengarahkan semua petunjuk kepada aslan dan dony dengan cara mengatakan kalau dia pernah mendengar mereka bicara, agar kita mengejar mereka, Tentu kita tidak akan menemukan mereka, karena mereka bersembunyi di balik topeng , dan menyamar sebagai sudara Rizal, pada rencana mereka yang ini memang berhasil pada ku, namun masih mengganjal bagi ku, untung nya telepon bordering, dank u dapatkan semua petunjuk, kalau ternyata rizal membunuh salah satu wanita yang di temukan di pasar lima itu, di tempat berbeda, yaitu rumah sakit sari mulia, agar tidak tercium jejaknya, dia pun melakukan pembunuhan sebelum pukul 02.00, pada pukul 02.00 dia pergi ke apotik R.S sari mulia untuk membuat alibi, sementara itu kedua teman nya yang di sebut dony dan aslant melakukan aksinya pada pukul 03.30, namun dia hanya mendapati 2 orang wanita, dan tidak menemukan yang mereka cari, agar tidak menambah kecurigaan, mereka menggabungkan mayat wanita yang di bunuh rizal di harum manis, agar pembunuhan nya terhadap gadis di sari mulia tidak tercium, dan warga yang melihat 3 orang gadis di jalan itu pada pukul 03.15 akan menyangka kalau ke tiga wanita yang di bunuh itu sama dengan yang mereka lihat saat pukul 03.15, sehingga pembunuhan di sari mulia tidak terungkap dan menyelamatkan rizal dari tuduhan, sungguh kejahatan yang sangat rapi, ketika mereka sadar kalau ternyata benda yang mereka cari berada pada wanita ini, lalu mereka kembali menyusun rencana, tapi berhasil di ringkus ternyata”. Jawab Ervan dengan teliti, “lalu benda apa yang mereka cari…?” Tanya ku kembali,”Mereka ingin mengambil berlian curian yang mereka curi, mungkin karena saat itu mereka di kejar – kejar oleh polisi , mereka menyimpan berlian itu, tapi saying nya 4 orang wanita tunasusila itu menemukan berlian itu dan mengambilnya, namun mereka tidak tahu pasti siapa yang memegang berlian senilai 100 juta itu” Jawab ervan. Rizal yang menundukkan kepala pun mulai mengangkat kepala nya dan berkata, “Dari mana kau tahu kalau kami pencurinya”. Ervan menjawab “Aku bertanya kepada Germo mereka, dia mengatakan seminggu sebelum kematian ke tiga gadis malang itu, mereka menemukan berlian ruby merah yang cukup mahal, dan memamerkannya, aku pun membuka Koran minggu lalu, dan ku temukan berita tentang 3 pencuri berlian yang berhasil kabur, aku mulai mengaitkan semua bukti dan kesaksian, dan aku mendapati kalau ternyata hanya kalian bertiga yang bisa di curigai, jadi kesimpulannya kalian bertanggung jawab atas peencurian berlian dan pembunuhan itu, bukankah begitu”. Aku melihat wajah rizal yang sedih, dan dia kembali menundukkan kepala sembari berkata, “Aku sangat menyesal, kalau saja  bukan karena tuntutan ekonomi, aku sangat menyesal”, dengan wajah penuh penyesalan rizal berkata begitu, namun apa daya yang terjadi biarlah terjadi, akhirnya rizal, aslan, dan dony pun menekam di penjara.
    Senang rasanya aku dan ervan berhasil memecahkan kasus ini, Setelah kasus ini selesai , Ervan pun kembali menulis jurnal nya, aku pun juga kembali bekerja membersihkan halaman.

KATA PENUTUP

Hehehehe, akhirnya seleai juga, maaf ya bagi kalian para pembaca, mohon maaf yang sebesar – besarnya kalau hasil novel karya saya tidak bagus, mungkin alur cerita kurang jelas, dan ada beberapa kata yang salah tulis,
Namun saya hanya mengharapkan kritik dan saran anda agar bisa mengetahui dimana letak kesalahan saya,
Sekian dan terima kasih, kalau ada salah kata mohon di maafkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar